Header Ads

Uluna, Surga Tersembunyi di Minahasa


indonesia mempunyai kekayaan alam yang sangat melimpah. Keindahannya yang sangat luar biasa, membuat banyak wisatawan dunia datang ke Indonesia untuk menikmati dan mengagumi alamnya. Dan Indonesia pun menjadi salah satu negara dengan banyak spot diving yang banyak disuka oleh pehobi selam di seluruh dunia.

Berbagai macam karakter spot diving yang tersebar di seluruh perairan nusantara, dipunyai oleh Indonesia, tak terkecuali freshwater spot diving. Dan salah satunya ada di Sulawesi Utara. Tepatnya di sekitar Danau Tondano, Minahasa. Uluna namanya.

Uluna salah salah satu mata air Danau Tondano. Mata air jernih yang mempunyai kedalaman hanya 3 meter ini, mempunyai pemandangan yang sangat eksotik dan terkesan misterius.

Dipenuhi beberapa tetumbuhan air, mata air ini juga dihuni oleh biota khas Danau Tondano, seperti mujair, crayfish atau lobster air tawar, payangka, dan beberapa lainnya. Sebelum ditemukan sebagai salah spot diving yang luar biasa, Uluna hanya dikenal oleh penduduk setempat sebagai tempat mandi penduduk. Airnya yang sangat jernih dan bening membuat anak-anak menyukai mandi di sini.

Setelah ditemukan beberapa tahun yang lalu, Uluna mulai didatangi oleh para pehobi photography underwater. Keeksotisannya membuat gatal para fotograper untuk mengabadikannya. Dan salah satunya adalah saya. Kontur bawah air mata air Tondano ini yang berbatu-batu, dengan visibility yang bisa mencapai 30 meter, serta ribuan ikan yang berenang mondar mandir diantara penyelam, membuatnya berbeda dengan spot diving lainnya.

Seorang penyelam sedang mengabadikan kehidupan bawah air di Uluna, Danau Tondano, Minahasa, Sulut. (Wisuda/Mongabay Indonesia)
Tetapi ada yang perlu diperhatikan, apabila ingin menyelam di mata air ini.

Walaupun sangat jernih, dasar dari mata air ini adalah pasir yang bercampur dengan lumpur. Para penyelam yang ingin menyelam di tempat ini, harus mempunyai buoancy atau kemampuan melayang yang baik. Karena jika tidak, pasir dan lumpur yang berada di dasar, akan terangkat naik karena kepakan fin, atau terkena bagian tubuh kita yang naik turun.

Uluna mempunyai tempat di dataran tinggi, yaitu kurang lebih 670 meter di atas permukaan laut. Dan menyelam di ketinggian mempunyai aturan yang berbeda dibandingkan dengan menyelam di level air laut. Dan ini biasa disebut sebagai high altitude dive.

Ini akan berpengaruh ke lama dan berapa dalam seorang penyelam dapat menyelam, serta berapa lama waktu yang dibutuhkan seorang penyelam setelah menyelam di ketinggian untuk terbang dengan pesawat. Secara manual, bisa digunakan tabel untuk menghitungnya. Tetapi di jaman sekarang, tidak perlu repot-repot lagi untuk menghitung, karena penyelam sekarang biasanya sudah dilengkapi dengan divecom, yang langsung bisa menyesuaikan hitungannya, asalkan kita menyetelnya di mode altitude dive.

(Baca juga: Kiat Aman Menyelam Agar Tak Merusak Pendengaran)

Dan hal ini janganlah dipandang remeh, karena akan bisa berakibat fatal, apabila tidak diikutii. Tubuh kita akan mengandung nitrogen yang lebih banyak jika kita melakukan altitude dive, dibandingkan dengan menyelam di level air laut di kedalaman yang sama. Dan ini bisa menyebabkan dekompression sikness.

Waktu pertama kali saya datang kesini, ikan-ikan di sini sangat banyak, dan jumlahnya mencapai ribuan, tetapi beberapa tahun kemudian saya kembali lagi di sini, walaupun masih banyak, tetapi jumlah ikan sudah mulai berkurang.

Perlu adanya pengaturan dan atitude penyelaman yang baik, agar lingkungan uluna tetap terjaga dengan baik dan selalu lestari. Campur tangan pemerintah daerah harus mulai dilakukan pada tempat-tempat unik seperti uluna, sehingga bisa menjadi salah satu andalan pariwisata alam setempat sekaligus menjadi cagar alam yang aman bagi para penghuninya.

No comments

Powered by Blogger.