Header Ads

Peneliti Temukan “Mata Rantai yang Hilang”

 

Fosil berbentuk rangka tubuh manusia itu dipercaya merupakan perkembangan dari Homo habilis.

Peneliti menemukan fosil yang diyakini merupakan mata rantai yang hilang (missing link) antara manusia dengan manusia purba ditemukan di dekat Johannesburg, Afrika Selatan. Fosil berbentuk rangka tubuh manusia itu dipercaya merupakan perkembangan dari jenis Homo habilis.

Homo habilis hidup sekitar 2,5 juta tahun silam dan dianggap memegang peran penting dalam proses evolusi manusia. Penemuan ini diharap dapat mengisi kekosongan dalam ilmu pengetahuan manusia.

Homo habilis (wikipedia)

Kata “habilis” berarti tangan yang berguna atau terampil, jadi Homo habilis berarti “manusia terampil.”

Spesies ini dinamakan demikian karena alat batu telah ditemukan di dekat fosil Homo habilis, membuat spesies ini adalah pembuat alat batu yang paling awal dikenal.

Homo habilis hidup di tempat yang sekarang Afrika Timur lebih dari 2 juta tahun yang lalu, pada saat yang sama sebagai spesies hominid lainnya.

Laman harian Guardian memberitakan bahwa paleontolog dan pakar evolusi manusia masih belum bersedia memberikan keterangan mengenai penemuan fosil ini.

Rangka hampir lengkap ini ditemukan Profesor Lee Berger dari Universitas Witwatersrand ketika sedang mengeksplorasi kawasan bergua di Sterkfontein, Afrika Selatan.

Penemuan ini mengundang banyak perhatian peneliti arkeologi di dunia, termasuk dari presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma.

Spesies Homo habilis ini diidentifikasi sebagai salah satu spesies manusia pertama kali diungkapkan oleh Mary dan Louis Leakey, yang menemukan fosil spesies ini di Tanzania, Afrika Timur, antara tahun 1962 dan 1964.

Homo habilis diperkirakan merupakan spesies dari genus Homo yang pertama kali muncul di bumi. Penampilan dan morfologi H. Habilis memiliki berbagai kemiripan dengan semua manusia paling modern di genus Homo (kecuali, mungkin, Homo rudolfensis).

Homo habilis (telegraph)

Homo habilis memiliki tubuh yang pendek dengan lengan yang lebih panjang dari manusia modern. Diperkirakan spesies ini adalah keturunan dari hominid australopithecine. Homo habilis memiliki cranial capacity kurang dari setengah kapasitas manusia modern.

Meskipun masih memiliki bentuk seperti-kera (ape-like), H. habilis diperkirakan telah mampu menggunakan peralatan primitif yang terbuat dari batu.

Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya peralatan-peralatan dari batu di sekitar fosil mereka. (misalnya peralatan yang ditemukan di Olduvai Gorge, Tanzania dan Lake Turkana, Kenya)

Homo habilis diduga merupakan nenek moyang dari Homo ergaster, yang kemudian menurunkan spesies lain yang memiliki bentuk tubuh seperti manusia, Homo erectus. Sampai saat ini masih diperdebatkan apakah H. habilis ini adalah nenek moyang dari manusia.

Salah satu pengidentifikasinya, profesor Phillip Tobias menyatakan penemuan Berger sangat menggembirakan dan luar biasa. “Sangat sulit untuk bisa mendapatkan rangka lengkap dan bukan hanya sepotong tulang lengan atau set gigi,” ujar Tobias.

Fosil rangka ini ditemukan bersama sejumlah tulang belulang lain di dalam gua kapur (limestone) yang dikenal sebagai gua Malapa.

Fosil Homo hobilis ini berada dalam keadaan sangat baik berkat elemen yang terkandung dalam gua tersebut.

Para ahli memercayai bahwa manusia merupakan hasil evolusi dari kelompok manusia purba yang dikenal sebagai Australopithicus dan tinggal di Afrika pada masa 3,9 juta tahun lalu.

Kelompok ini berevolusi dan meninggalkan ciri-ciri seperti kera dan mengalami perkembangan kapasitas otak ketika mulai berdiri tegak.

Sekitar 2,5 juta tahun lalu, kelompok Homo habilis mulai muncul meski hanya sedikit spesimen yang berhasil ditemukan.

Peneliti telah menemukan fosil Australopithecus berusia 3,3 juta tahun yang dinamai Little Foot, juga di Sterkfontein, pada 1994. Sebelumnya, fosil Australopithecus africanus berumur 2,15 juta tahun juga ditemukan di kawasan ini pada 1947. (wikipedia/guardian/vivanews/telegraph)

No comments

Powered by Blogger.