Misteri Penamaan Gunung Es “Sourabaya” Yang Berada Di Kepulauan Dekat Antartika
Gunung Sourabaya (kordinat: 59° 3’S – 26° 36’W) adalah nama sebuah nama gunung berapi bertipe strato atau kerucut, yang berada di Pulau Bristol, salah satu pulau yang termasuk dalam kepulauan South Sandwich Islands.
Pulau Bristol yang berada di Kepulauan Sandwich Selatan (South Sandwich Islands) ini berada di sebelah timur-tenggara lepas pantai dari Argentina yang berada diujung benua Amerika Selatan.
Jika dari kota Buenos Aires, Argentina, kepulauan ini terletak sekitar 2.776 kilometer (1.725 mil) lepas laut Samudra Atlantik, di sebelah tenggara dari kota tersebut.
Pada arah timur-laut hingga timur dari kepulauan South Sandwich Islands adalah Samudera Atlantik bagian selatan.
Di sebelah baratnya adalah Laut Scotia, dekat benua Antartika, benua tempat titik Kutub Selatan berada.
Di sekeliling Kepulauan South Sandwich Islands ini, terdapat pula kepulauan-kepulauan lainnya, seperti Kepulauan South Georgia Islands, yang berada sejauh 751 km di barat laut dari Pulau Bristol.
Selain itu ada pula Pulau Coronation Island dan Pulau Laurie Island yang masuk dalam Kepulauan South Orkney Islands dan berada sejauh 1.025 km di barat daya dari Pulau Bristol ini.
Karena lokasi pulau-pulau itu berada di selatan bumi dan sudah dekat Antartika, maka nyaris keseluruhan pulau yang ada di wilayah ini diselimuti es dan salju pada bagian puncaknya, termasuk Gunung Sourabaya.
Pulau Bristol yang dingin dan tak berpenghuni
Di Pulau Bristol tempat Gunung Sourabaya ini menjulang, ternyata dia tak sendirian. Di pulau itu terdapat pula puncak-puncak gunung lainnya, misalnya gunung kedua yang terkenal di pulau ini dan letaknya hanya 1 mil laut (1,9 km) sebelah tenggara, yang bernama Gunung Darnley.
Selain Gunung Sourabaya dan Gunung Darnley, di Pulaau Bristol yang dipenuhi es dan salju tersebut terdapat pula Gunung Convey, Gunung Leat, Gunung Wales dan Puncak Havfruen atau Havfruen Peak.
Walau berada di kepulauan dan tak sendiri, namun Pulau Bristol, tempat dimana gunung Sourabaya menjulang ini merupakan pulau terpencil yang jauh dari peradaban, dekat daerah kutub selatan dan sangat dingin.
Karena terkucil, selalu bersalju dan sangat dingin inilah mengapa tidak ada orang yang mau hidup di sana. Keberadaan hewan pun bisa dibilang nyaris tak ada.
Namun dibawah lapisan salju, gunung ini memiliki permukaan yang terbuat dari material vulkanik, seperti kerikil, batuan, abu, lahar dan lava. Hanya burung yang bisa berada di sana dan hanya untuk bersarang pada batu yang tak tertutup salju.
Termasuk gunung yang paling dipelajari di dunia
Gunung Sourabaya memiliki ketinggian 915 meter dari kaki gunung, atau 1.100 meter elevasi dari permukaan laut yang tertutup es glasial dan salju. Sementara puncak daratan atau titik tertinggi di Pulau Briston dinamai Havfruen Peak (Puncak Havfruen) yang berada di bagian timur Pulau Bristol.
Penamaan Havfruen dirujuk dari nama kapal layar ala Norwegia jenis Barque, yang menghantam bongkahan es lalu dirusak dan akhirnya tenggelam di Kepulauan Sandwich Selatan pada tanggal 1 Desember 1911.
Gunung Sourabaya pernah meletus pada tahun 1956, dan letusan yang terbaru terekam dari satelit antara 19-23 April 2016. Uniknya, ketika terakhir meletus, tidak diketahui oleh siapapun juga termasuk penduduk di pulau-pulau sekitarnya.
Letusan Gunung Sourabaya pada tahun 2016 itu hanya diketahui oleh NASA. Berdasarkan analisa citra satelit Landsat-8 milik NASA, letusan pada April 2016 itu bertipe ”stromboli”. Menurut NASA, Gunung Sourabaya merupakan salah satu gunung berapi paling dipelajari di dunia.
Dinamai “Gunung Sourabaya” sejak 1971
Gunung yang memiliki “nama khas” Indonesia ini dinamai oleh United Kingdom Antarctic Place-Names Committee (UK-APC), atau Komite Penamaan-Tempat Antartika Inggris, pada tahun 1971. Nama yang terdengar familiar di Indonesia tersebut mengacu pada nama sebuah kapal laut milik Inggris, bertipe kapal pabrik (factory ship) yang bernama “SS. Sourabaya”.
SS. Sourabaya adalah kapal pabrik pengemasan ikan dari hasil penangkapan dan pemrosesan ikan paus. Oleh karenanya kapal ini adalah kapal pabrik paus (whaling factory ship) yang digerakkan oleh tenaga uap berbahan bakar batubara.
Pada tahun 1935, kapal Inggris itu sedang berada di sekitar kawasan laut Kepulauan Sandwicch, kemudian terlihat letusan gunung berikut asap tebal yang keluar dari kubah sebuah gunung api di pulau Bristol yang diselimuti salju itu.
Karena tertutup salju, pada saat itu belum ada yang tahu bahwa gunung di Pulau Bristol tersebut aktif, bahkan sedang meletus di hadapan para awak kapal.
Oleh karenanya, gunung api yang belum bernama dan sedang meletus di depan mata mereka itu dinamakan Sourabaya, sebagai penghormatan para awak SS. Sourabaya atas laporan mereka.
Penamaan “Sourabaya” yang masih misterius
SS. Sourabaya pada awalnya adalah kapal kargo dengan berat 7.823 grt (gross ton). Tak hanya kabin ABK, kapal ini juga memiliki ruang untuk penumpang dan juga memiliki pendingian. Kemudian pada tahun 1929, Sourabaya berubah dan dijadikan kapal whale factory ship.
Pada tanggal 27 Oktober 1942, SS. Sourabaya yang sedang berada ditengah Samudra Atlantik, diterpedo oleh kapal selam Jerman U-436 pada kordinat 54° 32’ N, 31° 02’ W.
Tapi Sourabaya masih dapat bertahan dan berusaha kabur dan berlayar walau rusak. Namun sepertinya kapal selam Jerman U-436 tersebut tidak sendirian. Hanya dua hari setelah berhasil lolos, terpedo dari kapal selam Jerman lainnya, U-224, kembali menghantam lambung kapal pada tanggal 29 Oktober 1942.
Akhirnya SS. Sourabaya tenggelam dan karam. Sebanyak 77 krew dari 158 orang telah hilang dan hanya menyisakan 81 awak kapal. Kapal Bic Island ikut menolong mengevakuasi krew SS. Sourabaya dan kemudian Bic Island mengontak kapal lain yang ada disekitarnya.
Kapten, 36 anak buah kapal, 24 penumpang, 16 DBS serta 4 krew penembak, akhirnya dijemput oleh Kapal HMCS Alberni dan HMCS Ville de Quebec.
Sisa awaknya yang selamat berhasil diantar sampai kota Liverpool, mereka tiba disana pada tanggal 2 November 1942.
Sebelum menjadi kapal laut Whale Factory Ship atau kapal penangkap ikan paus berikut pabriknya, kapal SS Sourabaya adalah jenis kapal kargo. Jadi “kapal pabrik ikan” ini adalah kapal ex-cargo.
Sejak kapal ini selesai dibuat pada tahun 1915, sepanjang perjalanannya hingga diterpedo, SS Sourabaya beroperasi selama 27 tahun, yaitu dari tahun 1915 sampai tahun 1942.
Namun hingga kini tidak diketahui secara pasti, mengapa kapal tersebut sejak awal namanya mirip dengan nama kota Surabaya, ibukota Jawa Timur di Pulau Jawa, Indonesia. (©IndoCropCircles.com)
Post a Comment