Apa yang Bisa Membunuh Galaksi? Amankah Bimasakti dari Pembunuh Ini?
Ini merupakan satu kasus detektif astrofisika terbesar. Di wilayah paling ekstrem di Alam Semesta, galaksi sedang dibunuh. Pertanyaan yang ingin dijawab para ilmuwan adalah, apa yang membunuh mereka?
Dalam sebuah penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh tim peneliti global berbasis di International Centre for Radio Astronomy Research (ICRAR), berusaha menjawab pertanyaan itu. Studi mereka telah mengungkapkan bahwa fenomena yang disebut ram-pressure stripping lebih lazim daripada yang diperkirakan sebelumnya, mendorong gas dari galaksi dan mengirim mereka ke kematian dini dengan merampas materi untuk membuat bintang baru.
Kini, sebuah studi kelanjutan yang juga berusaha menjawab pertanyaan ini telah dilaporkan dalam arXiv Astrophysics pada 01 November 2021 berjudul VERTICO: The Virgo Environment Traced In CO Survey.
Studi baru tersebut menawarkan bukti bahwa lingkungan ekstrem yang ada di sekitar galaksi dapat menjangkau jauh di dalam mereka dan mencuri gas molekuler mereka. Gas molekuler inilah yang bertindak sebagai bahan bakar untuk kelahiran bintang.
Melansir Tech Explorist, Dr. Claudia Lagos, Peneliti Senior ASTRO 3D di ICRAR-UWA, mengatakan, “Kami tahu bahwa galaksi di lingkungan yang paling ekstrem sangatlah menderita, kehilangan reservoir gasnya dan akhirnya tidak dapat membentuk bintang lagi. Untuk sebuah galaksi, itu sama halnya dengan mati.”
Studi ini juga menyajikan pengamatan mutakhir gas molekuler di 51 galaksi milik Gugus Virgo. Ini adalah makalah pertama yang dirilis dari Virgo Environment Traced in Carbon Monoxide Survey (VERTICO), yang dilakukan menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di Chili.
“VERTICO memberi kita jendela yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang bagaimana gas molekuler, bahan bakar langsung untuk bintang-bintang baru, terpengaruh, sehingga memungkinkan kita untuk mendiagnosis apa yang membunuh galaksi-galaksi itu secara efektif.” kata Lagos.
Pengamatan VERTICO dilakukan pada gugus galaksi yang sangat besar, terpanas, dan paling ekstrem di antara banyak lingkungan berbeda di Alam Semesta. Seperti halnya Gugus Virgo, yang memiliki ukuran tujuh juta tahun cahaya serta berisi ribuan galaksi yang meluncur melalui plasma super panas dengan kecepatan hingga beberapa juta kilometer per jam.
Inilah lingkungan yang sangat ekstrem dan tidak ramah sehingga seluruh galaksi dapat dihentikan dari pembentukan bintang dalam proses yang dikenal sebagai pendinginan galaksi. Namun, tidak perlu khawatir, galaksi Bimasakti kita tidak berada di dekat gugus mana pun dan tidak dalam bahaya kehilangan gasnya.
“Dengan VERTICO, kami melihat reservoir gas dari 51 galaksi di Gugus Virgo, salah satu lingkungan paling ekstrem yang kami ketahui. Kami mampu membuat di antara peta distribusi gas paling detail di gugus galaksi yang pernah diamati. Gambar-gambar ini memberikan potongan-potongan teka-teki yang hilang tentang bagaimana lingkungan memengaruhi kandungan gas galaksi, terutama gas padat dan dingin, sebab hal itu juga merupakan kemampuan mereka untuk membentuk bintang.” kata Lagos.
Penulis utama Dr. Toby Brown, alumnus ICRAR dan Plaskett Fellow di National Research Council of Canada juga turut menjelaskan, “Pengupasan gas adalah salah satu mekanisme eksternal paling spektakuler dan kejam yang dapat mematikan pembentukan bintang di galaksi. Pengupasan gas terjadi ketika galaksi bergerak sangat cepat melalui plasma panas di dalam gugus sehingga sejumlah besar gas molekuler dingin terlepas dari galaksi. Ini sama halnya seolah-olah gas tersebut tersapu oleh sapu kosmik yang sangat besar. Kualitas pengamatan VERTICO yang luar biasa memungkinkan kami untuk melihat lebih baik dan memahami mekanisme seperti itu.”
Melalui stud ini, para ilmuwan menemukan bahwa lingkungan gugus galaksi meninggalkan jejak pada cakram gas mereka. Ini adalah bukti paling jelas bahwa mekanisme lingkungan di sekitarnya menjangkau jauh ke dalam galaksi untuk mengganggu gas molekuler mereka dan berdampak pada pembentukan bintang mereka.
Informasi ini merupakan data penting untuk dapat lebih memahami cara pembentukan bintang dan evolusi galaksi yang terjadi di lingkungan paling ekstrem di alam semesta.
Post a Comment