Header Ads

Ngeri, Ramalan Surat Kabar Tahun 1912 Kini Terbukti Nyata


Kondisi Bumi yang kini kita hadapi ternyata telah diramalkan jauh-jauh hari dalam banyak artikel sains yang terbit di surat kabar. Seperti kita tahu, Bumi saat ini menjadi tempat yang tidak ramah. Panas dan hujan tidak lagi tepat waktu, permukaan air laut naik hingga bisa menyebabkan banjir sewaktu-waktu, polusi udara di mana-mana, sementara air bersih makin susah didapatkan.

Seratus enam tahun yang lalu, hal itu sudah diramalkan. Pada masa itu, perbincangan tentang masa depan Bumi disebabkan oleh sebuah artikel yang diterbitkan sebuah koran pada masa itu. Sebuah koran bernama Rodney and Otamatea Times, Waitemata and Kaipara Gazette dalam rubrik “science notes and news”, mewartakan ramalan yang benar-benar terjadi saat ini.

Dilansir dari Science Alert, artikel yang berjudul "Coal Consumption Affecting Climate" (Konsumsi Batu Bara Mempengaruhi Iklim) itu memperingatkan bahwa atmosfer Bumi akan berubah disebabkan pembakaran miliaran ton batu bara, dan akan menambah lebih banyak karbon dioksida ke atmosfer setiap tahunnya.

"Tungku-tungku dunia sekarang membakar sekitar 2.000.000.000 ton batu bara per tahun. Ketika ini dibakar, menyatu dengan oksigen, ia menambahkan sekitar 7.000.000.000 ton karbon dioksida ke atmosfer setiap tahun," ungkap artikel tersebut.

"Ini cenderung membuat selimut udara yang lebih efektif untuk bumi dan meningkatkan suhunya. Efeknya mungkin cukup besar dalam beberapa abad lagi," tambahnya.

Namun, ini bukan artikel pertama yang memberitakan hal tersebut. Sebulan sebelumnya, pada 17 Juli 1912, berita serupa telah diterbitkan di Australia oleh koran Braidwood Dispatch. Dan mundur satu bulan berikutnya, pada Maret, di tahun yang sama, Popular Mechanics mewartakan hal yang berkaitan dengan judul “Remarkable Weather of 1911” (Cuaca yang Luar Biasa di 1911).

Isu tentang pengaruh batu bara terhadap perubahan iklim sedang hangat dibahas pada tahun 1912. Gagasan tentang pengaruh batu bara terhadap atmosfer bumi sebenarnya sudah menjadi isu yang penting pada beberapa dekade terakhir 1912.

Ditelusuri oleh New York Times, diskusi-diskusi ilmiah yang membahas tentang dampak dari pembakaran batu bara sebenarnya sudah ada sejak 1850.

Meski sudah lebih dari satu abad, kondisi saat ini tidak menyajikan banyak perubahan. Pada tahun 2016 saja, dunia sudah mengonsumsi lebih dari 5,3 miliar metrik ton batu bara.

Konsentrasi karbon dioksida terhadap atmosfer bumi saat ini juga sudah berada di atas 441 ppm, tingkat tertinggi setidaknya dalam 800.000 tahun. Tingginya konsentrasi polusi udara dapat membahayakan manusia.

Panas yang terperangkap juga dapat menyebabkan kebakaran dan meningkatkan tinggi permukaan laut. Beberapa penelitian bahkan mengatakan bahwa suhu yang memanas dapat memperlambat kinerja otak.

No comments

Powered by Blogger.