Header Ads

Tesla Death Ray, Misteri Abadi yang Ditinggalkan Nikola Tesla

 

Dalam sebuah kesempatan di tahun 1938, kepada reporter, Tesla mengatakan bahwa dirinya telah menemukan senjata yang punya kekuatan maha dahsyat. Alat yang disebut Tesla Death Ray itu diklaim dapat menjatuhkan pesawat bermil-mil jauhnya dan melindungi sebuah negara dari ancaman invasi negara lain, yang pada akhirnya seperti impiannya, tercipta perdamaian di dunia. Tetapi ketika sang jenius ditemukan meninggal dunia di Hotel New Yorker, rancangan itu tidak pernah ditemukan seolah menghilang bersama perginya Tesla...


Sejarah Awal Death Ray / Death Beam

Pada sekitar tahun 1920an dan 1930an, beberapa penemu terkenal seperti Nikola Tesla, Guglielmo Marconi, Edwin R. Scott Graichen, dan Harry Grindell Matthews, dan beberapa nama lainnya mengklaim telah menciptakan senjata elektromagnetik atau sinar partikel teoretis secara independen. Senjata itu disebut juga dengan Death Ray atau Sinar Kematian.

Baca juga: Marconi dan Kota Rahasia di Amerika Selatan

Pada tahun 1923, Graichen, seorang penemu dari San Fransisco mengklaim bahwa dia adalah orang pertama yang berhasil mengembangkan Death Ray. Temuannya ini menurutnya dapat mengakhiri kehidupan manusia di bumi. Ia telah bekerja selama 9 tahun di bawah bimbingan Charles P. Steinmetz, matematikawan kelahiran Jerman.

Sementara itu, penemu asal Inggris Harry Grindell Matthews juga mengklaim hal yang nyaris sama. Ia bahkan mencoba menjual apa yang ia klaim sebagai Death Ray ciptaannya kepada British Air Ministry pada tahun 1924. Tetapi menurut rumor, apa yang disebut Matthews sebagai Death Ray miliknya itu tidak pernah berfungsi sebagaimana mestinya.

Di masa itulah Nikola Tesla juga mengklaim Death Ray-nya yang ia sebut sebagai "Teleforce" pada tahun 1930an. Tak seperti klaim penemu lainnya, menurut Tesla, sinar tidak berlaku dalam hal ini karena tidak dapat dibuat sesuai jumlah yang diperlukan dan dapat berkurang dengan cepat dalam intensitas jarak.

Tesla Death Ray

Jadi singkatnya, meskipun sinar itu diproyeksikan sejauh 20 mil, itu tidak akan dapat membunuh manusia. Hal ini karena menurut hukum fisika, sinar tersebut akan tersebar sedemikian rupa sehingga tidak lagi efektif.

Menurut Tesla, temuannya memproyeksikan partikel yang berdimensi mikroskopis, yang memungkinkan untuk mengirimkannya ke daerah kecil dengan jarak sangat jauh yang ditransmisikan oleh aliran yang bahkan lebih tipis dari sehelai rambut.

Tesla mengkaim mengambil daya dari ionosfer dan ia telah bekerja untuk proyek ini sejak tahun 1900. Dia juga mengatakan telah melakukan percobaan ini dengan menggunakan kumparan Tesla (Tesla coil).

Jadi menurut Tesla, dengan alat tersebut, suatu negara dapat menghancurkan kekuatan yang mendekat dalam jarak 200 mil. Jadi suatu negara seolah memiliki tembok tak terlihat yang tidak dapat ditembus oleh tentara atau pesawat negara lain. Menurut keyakinannya, hal ini akan membuat negara-negara tidak saling menyerang dan pada akhirnya akan tercipta perdamaian dunia.

Cita-cita Tesla yang ingin mengakhiri peperangan

Nikola Tesla, Sosok Jenius yang Misterius

Saat ini nama Nikola Tesla boleh jadi lebih sering terdengar dibandingkan puluhan tahun yang lalu. Pemegang ratusan hak paten ini nyaris terlupakan dalam sejarah. Ada yang mengaitkannya dengan mantan bos sekaligus rivalnya yang tak lain adalah inventor kenamaan Thomas Edison.

Baca juga: Konspirasi Free Energy

Namun tak bisa dipungkiri, kejeniusan seorang Tesla. Bahkan seorang Albert Einstein mengakuinya. Ia adalah sosok visoner dengan temuan yang jauh melampaui masanya. Bayangkan saja di akhir tahun 1800an, dia sudah memikirkan pengembangan perangkat yang dapat mentransmisikan energi listrik secara nirkabel, seperti yang saat ini dapat kita rasakan.

Nikola Tesla

Namun sayangnya, saat pria di balik Wandercliff Tower ini bicara mengenai Death Ray ciptaannya yag disebut "Teleforce" tak banyak pihak yang menaruh minat. Padahal saat itu meskipun Perang Dunia I telah berakhir, namun ancaman Perang Dunia II sudah ada di depan mata.

Tesla tak punya banyak pilihan. Impiannya untuk Death Ray itu terhambat masalah dana. Sementara JP Morgan telah lama mencabut sumber dana untuk semua risetnya. Dengan kondisi seperti ini, ia kemudian mencoba untuk menawarkan rancangan ciptaannya itu kepada beberapa pihak.

Rancangan Tesla Death Ray

Mulanya, Tesla mencoba mendekati pemerintah Amerika Serikat. Tetapi Amerika tampak tak tertarik untuk mendanai proyek tersebut. Kenyataannya memang sulit dan nyaris tidak mungkin untuk membangun proyek itu tanpa kucuran dana. Menurut kabar yang beredar, Uni Soviet tertarik dengan proyek Tesla dan memberikan cek senilai 25.000 dolar. Tetapi kelanjutan proyek itu tak terdengar lagi. Ada yang mengatakan bahwa Tesla tidak pernah membangun proyek, tetapi hanya menjual rancangannya saja.

Sampai pada suatu malam di tahun 1937, pada sebuah pertemuan di Kedutaan Yugoslavia, Tesla mengatakan bahwa ia telah membangun Death Ray ciptaannya. Tak hanya itu saja, menurutnya, alat itu akan segera dipublikasikan dalam hitungan bulan.

Tetapi di tahun yang sama pula, Tesla mengalami kecelakaan. Pria jenius yang sudah lanjut usia itu ditabrak mobil ketika menyeberang jalan. Tesla tak pernah dibawa ke rumah sakit. Ia kembali ke hotelnya dengan terpincang-pincang. Setelah menghilang selama beberapa minggu, ia kembali. Tetapi kesehatan pria yang lahir di Serbia itu tidak pernah benar-benar pulih. Dalam foto-foto terakhirnya, ia tampak menggunakan tongkat.

Salah satu foto terakhir Tesla, tampak dengan tongkatnya

Sang jenius akhirnya meninggal dunia pada 7 Januari 1943 di hotel New Yorker lantai 33 kamar 3327. Tesla yang tak pernah menikah, meninggal dunia seorang diri. Usianya 86 tahun saat itu. Ia tidak meninggalkan warisan uang jutaan dolar, selain tunggakan sewa hotel. Namun sejatinya, ia telah meninggalkan banyak penemuan penting. Dan di antaranya penemuannya itu, Tesla Death Ray adalah salah satunya. Tetapi senjata pemusnah massal itu hilang dan menjadi misteri yang tak terpecahkan.


Di Mana Tesla Death Ray Berada? Teori dan Kemungkinan

Hanya dalam hitungan jam setelah kabar kematiannya, militer Amerika menyerbu hotel New Yorker. Mereka mencari di setiap sudut kamar berharap menemukan tulisan atau sketsa atau apa pun terkait temuan Tesla yang misterius itu. Tetapi menurut laporan resmi, mereka tidak menemukan apa pun di sana. Meskipun dalam kenyataannya mereka membawa sejumlah kotak berkas dari dalam kamar itu.

Baca juga: Jurnal-Jurnal Nikola Tesla yang Hilang

Menurut rumor yang kencang beredar, kedatangan militer Amerika itu sesungguhnya terlambat. Beberapa jam sebelumnya, sudah ada pihak yang masuk ke kamar hotel dan mengambil beberapa file yang tampaknya sangat penting. Entah itu orang terdekat Tesla atau pihak Uni Soviet. Sementara itu, jasad Tesla dikremasikan.

Salah satu artikel memberitakan kematiannya

Tidak ada klaim tentang penemuan rancangan Tesla Death Ray, kemudian menimbulkan sejumlah spekulasi di mana sebenarnya rancangan itu berada. Mungkinkah sudah jatuh ke tangan Amerika, atau sudah dikuasai Soviet, atau senjata itu sejatinya tak pernah dibuat?

Menurut keterangan Tesla, dirinya telah lama memikirkan tentang rancangan Death Ray ini. Bahkan sejak tahun 1900. Maka tak heran saat terjadi ledakan Tunguska (Tunguska Event) pada 30 Juni 1908 di Krai Krasnoyarsk, Rusia disebut-sebut sebagai akibat dari percobaan yang dilakukan Tesla di Wardencliffe Tower.

Baca juga: Misteri Ledakan Tunguska di Belantara Rusia

Sementara itu pada tahun 1924, Colorado Spring Gazette mengumumkan uji coba Tesla Death Ray telah dilakukan di sana. Menurut warga di dekat Wardencliffe Tower, memang pada sekitar tahun 1899 pernah ada peristiwa aneh di mana ada tiang setinggi 200 kaki yang ditutupi bola tembaga raksasa menimbulkan petir 135 kaki.

Wardencliffe Tower

Hal ini membuat sebagian percaya bahwa Tesla Death Ray memang telah berhasil diciptakan, hanya saja Tesla kemudian memutuskan untuk memusnahkannya sebelum kematiannya. Ia khawatir rancanagn itu akan jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab.

Selain teori tersebut, ada pula yang percaya bahwa rancangan Tesla telah jatuh ke tangan pihak Amerika. Seperti diketahui militer Amerika masuk ke kamar hotel Tesla tidak lama setelah kematiannya dan mereka membawa serta berdus-dus file dari dalam kamar itu. Meskipun telah diteliti, tetapi menurut klaim Amerika mereka tidak menemukan rancangan tersebut. Tetapi mungkinkah mereka berbohong?

Kamar hotel New Yorker di mana Tesla menghabiskan hari-hari terakhirnya

Sementara beberapa pihak menunjuk ke arah Amerika, pensiunan kepala intelijen Angkatan Udara negera tersebut justru yakin sesungguhnya rancangan itu sudah dikuasai Uni Soviet. Memang menurut kabar, Tesla telah mempresentasikan temuannya ke pihak Soviet yaitu perusahaan Amtorg Trading Corporation yang berada di New York.

Dugaan ini seolah diperkuat saat Uni Soviet menginvasi Afganistan di tahun 1979. Desas-desus yang beredar mengatakan bahwa selama masa perang tersebut, pesawat Soviet mengeluarkan semacam cahaya aneh yang diarahkan pada tentara Afganistan.

Para tentara Afganistan yang terkena cahaya itu dalam hitungan sekejap tewas. Anehnya lagi jasad mereka tidak membusuk bahkan hingga berbulan lamanya. Hal ini membuat banyak pihak yakin bahwa Soviet telah berhasil mengembangkan Tesla Death Ray.

Teori lainnya yaitu alat itu sebenarnya tidak pernah dibuat namun hanya ada di dalam kepala Tesla. Tesla memang memiliki kemampuan memori eidetik yang diturunkan genetik dari ibunya. Dengan kemampuan langka itu, ia bisa menggambarkan dan menciptakan dengan sangat detail suatu temuan bahkan tanpa menuliskannya sedikit pun. Dan semua proses itu ada di dalam kepalanya. Mungkinkah Tesla Death Ray sebenarnya tidak pernah dibuat dalam bentuk fisik dan hanya ada dalam kepala Tesla yang artinya dibawa bersama dengan kematiannya?

Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Nikola_Tesla
http://www.enigmablogger.com/2010/10/teka-teki-tesla-death-ray.html
https://en.wikipedia.org/wiki/Death_ray
https://allthatsinteresting.com/tesla-death-ray

No comments

Powered by Blogger.