Surat-surat Einstein yang Berisi Kisah Pelariannya dari Nazi Terungkap
Surat-surat Albert Einstein yang ditulisnya ketika Nazi berkuasa dan melancarkan Holocaust, terungkap sebelum dilelang pada Kamis (28/6). Surat pertama dibuat ketika Einstein menanggalkan kewarganegaraan Jerman-nya pada 28 Maret 1933. Ia mengatakan, akan segera menemukan tempat persembunyian bersama istrinya, Elsa.
Pada saat itu, pasangan suami istri ini, baru kembali dari Amerika Serikat, menuju rumah musim panas mereka di Caputh, Jerman. Namun, sebelum sampai di sana, Einstein dan Elsa mengetahui bahwa Nazi telah menggeledah properti mereka.
Einstein berasal dari keluarga Yahudi Ashkenasi, yang tentu saja menjadi target nyata Nazi.
Kala itu, Adolf Hitler sudah menjadi kanselir Jerman dan melancarkan propagandanya pada orang-orang Yahudi. Ia bahkan menyebarkan foto Einstein dengan keterangan “belum digantung”. Nazi berjanji memberikan hadiah lima ribu dollar AS bagi siapa pun yang bisa membawa kepala Einstein untuk mereka.
“Berdasarkan hal itulah akhirnya Einstein memutuskan menyerahkan paspor Jermannya dan mencari tempat sembunyi yang aman untuk bertahan hidup,” kata Michael Kirk, juru lelang.
Suratnya, dimulai oleh Elsa dan diselesaikan oleh Einstein. Itu ditulis di atas kapal SS Belgenland dan ditujukan kepada saudara perempuan Einstein, Maja Winteler-Einstein.
Beberapa menit kemudian, kapal akan segera berlabuh di Antwerp, Belgia, di mana Einstein akan turun dan melakukan perjalanan ke Brussel untuk melepaskan kewarganegaraan Jerman-nya.
Tulisan Elsa menggambarkan ketakutannya bahwa penolakan Einstein terhadap Nazi akan menempatkan anak-anak mereka dalam bahaya.
“Maja – anak-anak ini sangat menderita karena wawancara mengerikan dan bodoh yang Albert lakukan di New York. Itu semua melawan kehendakku! Aku telah memohon kepadanya, dengan berlutut. Itu semua sia-sia! Maja, kehidupan sangat sulit dan menyeramkan. Pokoknya, jangan pernah menulis tentang politik kepada anak-anak, tidak juga wawancara Albert. Ya Tuhan, semua teman kami telah melarikan diri atau mereka dipenjara.”
Surat berlanjut, kali ini berbicara tentang penindasan politik yang terjadi saat itu:
“Surat kabar disensor. Kamu tidak akan bisa menemukan apa pun. Maja, zaman apa yang sedang kita tinggali! Selama beberapa hari, saya sangat sedih dan sakit berlarut-larut. Kami akan sampai di Antwerp dalam sepuluh menit. Aku harap bisa berlindung di sudut tenang. Bahkan, aku juga takut ketika akan mendarat! Ya tuhan!”
Setelah itu, Einstein mengambil alih surat dari istrinya. Ia tampak lebih tenang dan menerima nasib mereka. Einstein mengakhiri suratnya dengan kalimat pasti:
“Kami akan menemukan tempat bersembunyi selama musim panas.”
Sementara itu, surat kedua ditulis pada 14 Desember 1938. Sebulan sebelumnya, gelombang kekerasan yang dikenal dengan sebutan Kristallnacht – Malam Kaca Pecah – ditujukan kepada orang-orang Yahudi, bisnis, dan tempat ibadah mereka.
Dalam surat kedua tersebut, Einstein membujuk Maja untuk meninggalkan Jerman dan datang ke Amerika Serikat melalui Swiss.
Ia juga mengungkap rencananya untuk membantu para pengungsi Yahudi melarikan diri dari rezim Nazi – mendeskripsikan “seember surat” dan “korban teraniaya yang putus asa”.
Einstein mengatakan, ia mengirim uang untuk membantu saudara-saudaranya di Ulm, Jerman, dan akan menggunakan sebagian besar pendapatannya untuk mereka.
“Sebagai sampingan, kini aku bekerja sebagai semacam panitia pelaksana dan seember surat datang kepadaku – seluruh tumpukan berasal dari korban teraniaya yang putus asa. Aku mengirim uang kepada Marie Dr dan membantu saudara di Ulm lainnya dengan emigrasi. Mudah bagi anak-anak muda untuk melakukannya, tapi sulit bagi yang tua….Aku akan menggunakan pendapatanku untuk hal-hal seperti ini. Gumpertz juga akan pergi. Hanya ketika mati kamu baru bisa aman. Hal yang pasling sulit adalah menemukan negara yang maun menerima orang-orang tua, bahkan untuk kehidupan sederhana sekali pun. Itu lah yang sedang terjadi saat ini!”
Kirk mengatakan, ada perasaan mendesak dari kata-kata Einstein dalam suratnya kepada Maja. Ia memohon kepada Maja agar segera datang ke tempat aman di Amerika Serikat secepat mungkin.
“Einstein sadar akan kegelapan yang menyapu Eropa. Dia melakukan segala cara untuk membantu yang lainnya melarikan diri,” kata Kirk.
Post a Comment